Pluralisme bukan hal yang asing lagi bagi negara besar seperti Indonesia. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan isu negatif yang pada realitanya dapat merusak keutuhan bangsa dan negara. Berbagai bentuk pengrusakan tersebut selalu berjalan secara tidak langsung bahkan terkadang tidak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya selalu ada motif dibalik itu. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai ancaman yang terjadi. Tentunya kita berharap bahwa konflik yang sempat terjadi di Poso pada tahun 1998 tidak akan terulang kembali dan juga tidak akan berjangkit pada daerah lain. Namun implementasinya selalu bergantung pada apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana warga negara menerapkannya. Dalam hal ini agama selalu disinggung sebagai pelaku utama dalam setiap ketegangan yang terjadi. Agama selalu disangkutkan dalam setiap permasalahan yang mengandung unsur kebudayaan. Meskipun sebenarnya agama dapat tetap berjalan secara harmonis dengan budaya setempat.
Persepsi membentuk logika, mampu mengubah nalar.