Berawal dari tulisan sebelumnya yang berjudul
"Seniman, Tradisi, dan Entertainment", dalam tulisan kali ini saya
ingin mengajak Anda para pembaca untuk aktif dalam mendiskusikan permasalah
umum terjadi di sekitar kita, khususnya berkenaan dengan seni tradisi.
Paradigma yang berkembang tidak tentu arah, meskipun saat ini pemerintah sedang
gencar membangkitkan kembali semangat tradisi di setiap daerah. Keadaan ini
harus disikapi dengan kedewasaan berfikir dan disesuaikan dengan kondisi zaman
yang tidak dapat disamakan dengan saat kesenian itu mulai muncul. Semoga Anda
termasuk salah satu warga negara yang perduli dengan keberadaan dan nasib
kesenian tradisi milik kita bersama.
|
Tari Bedhaya Partakrama di Bangsal Sri Manganti Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (Doc.Habib:2013) |
1. Mengapa pertunjukan yang nyeleneh lebih diminati oleh penonton?
Karena
masyarakat Indonesia pada umumnya yang dalam hal ini berperan sebagai penonton
tidak dapat meresapi makna sebuah pertunjukan tradisi. Pertunjukan
yang nyeleneh lebih diminati oleh penonton karena yang
terpenting bagi konsumen atau penonton adalah pertunjukan yang tidak
membosankan dan menghibur. Selain itu juga dengan bahasa yang mudah dimengerti,
yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Sehingga
tentu saja mereka cenderung untuk memilih pertunjukan yang nyeleneh ini. Pertunjukan seperti ini tidak
dapat juga disalahkan, sebab mungkin ini merupakan salah satu jalan yang bisa
digunakan untuk mengenalkan seni tradisi sedikit demi sedikit. Harapannya
setelah menyaksikan pertunjukan ini, para penonton tertarik untuk mengetahui
pertunjukan tradisi lebih dalam sebagaimana makna-makna yang terkandung.
2. Bagaimana
peran sutradara dalam menciptakan sebuah karya seni yang akan dipertontonkan?
Hubungannya dengan kualitas pertunjukan (nyeleneh atau tidak).
Dalam
hal ini peran sutradara sangatlah penting, sebab mereka adalah gerbang pertama
dimana sebuah pertunjukan disajikan. Mereka yang menentukan pengemasan sebuah
pertunjukan. Sutradara harus
benar-benar memahami pertunjukan yang akan disajikan dan dapat bermanfaat bagi
para penonton, tentu saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat
ini. Sehingga mereka harus jeli dan dapat memikirkan kelangsungan seni
tradisi yang luhur demi kedepannya. Apabila mereka selalu mengunggulkan
pertunjukan yang tidak pada tempatnya (nyeleneh) niscaya keberadaan seni
tradisi akan hilang dengan sendirinya. Oleh sebab itu seorang sutradara
haruslah berdedikasi tinggi demi masa depan seni tradisi.
3. Bagaimana
peran serta penonton dalam memilih suatu pertunjukan?
Peran
serta penonton dalam memilih suatu pertunjukan adalah sangat penting, mereka
mempunyai pendapat masing-masing dalam memilih suatu pertunjukan yang akan
ditonton. Penonton yang baik adalah penonton yang bisa memilih pertunjukan
apa yang akan disaksikan. Tidak hanya menuruti kepuasan semata, tidak hanya
menuruti hiburan semata. Penonton harus lebih bijak dan selektif, terutama
kaitannya dengan pertunjukan seni tradisi. Peran mereka juga menentukan
keberadaan seni tradisi di lingkungan masyarakat luas. Apabila mereka selalu
mengunggulkan pertunjukan yang nyeleneh, dapat dipastikan generasi selanjutnya
tidak akan mengenal seni tradisi yang sebenarnya. Akan sangat memprihatinkan jika akar budaya tradisi tidak dijaga dan dilestarikan
mulai dari saat ini.
4. Bagaimana wujud kepedulian pemerintah terhadap keberadaan seni tradisi di
dunia entertainment?
Pemerintah sangat berperan penting demi kemajuan dunia seni
tradisi. Seharusnya pemerintah dapat lebih memprasaranai dan memfasilitasi para
seniman tradisi. Selain itu juga selalu
mempunyai program tersendiri untuk mendidik masyarakat Indonesia mencintai
budayanya tersendiri. Tanpa kepedulian pemerintah, eksistensi seni
tradisi akan luput dari pandangan masyarakat. Selain itu akan sangat
disayangkan apabila seni tradisi yang luhur ini tidak dikenalkan di negara
luar. Dampak nyatanya adalah justru merekalah yang mencari dan mempelajari
sendiri seni tradisi kita dan tanpa sadar ada beberapa seni tradisi kita yang
diklaim sebagai milik mereka. Sangat ironis, sebab pemerintah kita memang belum
bisa menjaga harkat martabat seni tradisi Indonesia sendiri.
Apabila ada kejanggalan dan kesalahan dalam argumentasi di atas, saya mohon
maaf. Sekiranya Anda memiliki evaluasi maupun argumen yang berbeda dengan
senang hati saya terima dan mohon disampaikan. Terimakasih. Salam Budaya!
wah luar biasa mbak Uli, seneng nulis juga rupanya seperti Kresna, Maju terus mbak...
BalasHapusBelajar sedikit-sedikit mas Ali.hehe kebetulan hobinya sama..
HapusMakasih, sukses terus ya! :)