Dewasa ini perkembangan seni pertunjukan Indonesia semakin dapat dirasakan. Baik dalam hal positif maupun yang negatif. Dalam hal positif misalnya semakin berkembangnya seni kontemporer yang merupakan seni kekinian dan diminati masyarakat umum. Terlebih lagi saat ini banyak seni kontemporer yang di dalamnya mengangkat unsur-unsur tradisi dengan tujuan tetap melestarikan budaya yang ada. Namun disamping itu, ada berbagai hal negatif yang juga dirasakan seperti adanya seni tradisi dalam budaya yang adiluhung yang telah dikemas dalam bentuk seni pop bahkan termasuk dalam kemasan komedi. Dan ironisnya justru pertunjukan seperti itu yang banyak diminati oleh masyarakat, sebab lebih mudah dimengerti dan diprasaranai untuk ditayangkan di televisi. Pertunjukan tersebut dapat disebut dengan pertunjukan yang nyeleneh (tidak semestinya).
Pertunjukan yang nyeleneh semakin marak diperbincangkan oleh kalangan seni. Terlebih bagi mereka yang sangat memegang teguh prinsip-prinsip tradisi. Ketakutan mereka adalah apabila seni tradisi kita justru akan hilang keindahan etika dan estetikanya. Sama halnya dengan penulis yang dalam hal ini berusaha membahas masalah tersebut. Berbagai masalah yang disinggung berkaitan dengan pertunjukan yang nyeleneh. Seperti, peran serta penonton dalam memilih suatu pertunjukan, peran sutradara atau pelaku seni dalam seni pertunjukan, dan kepedulian pemerintah terhadap seni tradisi Indonesia. Namun dalam tulisan ini penulis hanya tertuju pada salah satu permasalahan, yakni mengenai peran pelaku seni (seniman) dalam seni pertunjukan. Segala hal yang berkaitan dengan hal itu akan diungkapkan dalam tulisan ini.
Seorang seniman atau pelaku seni tidak pernah terlepas dari kata seni pertunjukan. Sebab keduanya memiliki keterkaitan dan mengandung unsur yang sama. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur, yaitu waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Jadi, semakin jelas bahwa seorang pelaku seni merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah seni pertunjukan.
Seniman atau pelaku seni adalah seseorang yang sebagian besar kehidupannya dicurahkan kepada salah satu bentuk kesenian tradisi. Profesi seniman diperoleh seseorang dapat melalui bakat. Hal ini karena faktor keturunan atau melalui sosialisasi. Dalam sebuah seni pertunjukan, seniman merupakan gerbang utama yang langsung berhadapan dengan penonton. Mereka berhubungan dan berkomunikasi dengan penonton, misalnya dalam pertunjukan ketoprak, pada adegan tertentu ada bagian dimana para pemain meminta respon penonton atas apa yang mereka utarakan (dagelan). Namun hal tersebut tidak akan terwujud apabila seorang seniman tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat maupun bakat.
Perkembangan jaman telah memperpuruk keberadaan seniman tradisi. Mereka kurang dihargai dan kurang memperoleh perhatian dari masyarakat maupun pemerintah. Banyak dari mereka yang terpaksa melepas profesi senimannya dan beralih pada mata pencaharian lain. Hal tersebut semata demi keberlangsungan hidup mereka. Sangat ironis, sebab kita ketahui bahwa seni tradisi tidak dapat dilepaskan dari peran serta para seniman tersebut. Perkembangan jaman telah merubah orientasi mereka kepada seni sebagai pencaharian hidup. Dengan demikian berbagai macam jalan akan dilakukan demi menghasilkan uang. Mental komersial yang selalu berorientasi kepada uang ternyata juga telah memasuki para seniman muda, bahkan telah berpendidikan tinggi. Alasan utama penyebabnya adalah kemungkinan mereka telah berorientasi komersial, sehingga berpengaruh pula terhadap ekspresi karya yang diciptakan hanya asal-asalan dan bahkan tidak semestinya (nyeleneh). Seperti yang dapat kita saksikan ditayangan televisi swasta saat ini.
Usaha para seniman tradisi dalam mempertahankan keberadaannya di arus globalisasi saat ini memang tidak mudah. Sebab mereka harus dapat bersaing dengan jenis kesenian modern maupun kontemporer yang telah populer di dunia entertainment. Para seniman tradisi hendaknya akan selalu tanggap terhadap perubahan lingkungannya, sehingga dapat membuat terobosan baru tanpa meninggalkan pakem. Apabila mereka selalu mengunggulkan pertunjukan yang tidak pada tempatnya (nyeleneh) niscaya keberadaan seni tradisi akan hilang dengan sendirinya. Oleh sebab itu, seseorang yang berprofesi sebagai seniman haruslah berdedikasi tinggi terhadap masa depan seni tradisi Indonesia.
Indonesia sangat membutuhkan seniman-seniman yang berkomitmen tinggi terhadap seni tradisi. Seniman yang tetap menjunjung tinggi tradisi dengan tidak meninggalkan pakem-pakem yang ada. Seniman yang tidak hanya mengutamakan hasil yang diperoleh saja (uang). Sebab telah dijelaskan diatas bahwa mayoritas mental seniman saat ini adalah mental komersial. Mungkin hal ini tidak akan terus terjadi apabila ada perhatian dari pemerintah. Keterlibatan pemerintah sangat diharapkan dalam penanganan pembinaan seni tradisi, yang mana akan berdampak baik bagi kesejahteraan para seniman. Dengan hal ini, diharapkan seniman tradisi yang ada di Indonesia tetap menjunjung tinggi seni pertunjukan Indonesia khususnya pada seni tradisi.
Peran pelaku seni (seniman) dalam menciptakan sebuah karya seni yang akan dipertontonkan, hubungannya dengan kualitas pertunjukan (nyeleneh atau tidak) dalam hal ini sangatlah penting. Sebab mereka adalah gerbang pertama dimana sebuah pertunjukan akan disajikan. Dan hubungannya dengan kualitas seni pertunjukan yang nyeleneh itu sesuai dengan keadaan situasi dan kondisi yang tepat, dimana seorang seniman harus benar-benar memahami pertunjukan yang akan dipertunjukan kepada penonton dan bertujuan memberikan manfaat bagi para penonton. Oleh sebab itu, harapannya Indonesia akan mempunyai seniman yang berdedikasi tinggi terhadap masa depan seni pertunjukan Indonesia khususnya seni tradisi Indonesia. Sehingga keberadaan seni tradisi tersebut tidak akan hilang oleh karena perkembangan jaman.
http://aryadanisetyawan.blogspot.com/2011/11/fungsi-seni-pertunjukan-tradisional-di.html
Komentar
Posting Komentar