Langsung ke konten utama

Nikah Itu, Takut atau Indah?

Pernikahan adalah hal yang sangat kompleks. Tidak banyak yang menyadari bahwa pernikahan tidak hanya sekedar melegalkan sebuah hubungan asmara, karena jauh dari pada itu pernikahan merupakan sekumpulan persoalan yang indah. Dikatakan indah karena akan menjadi dasar bagi hubungan kedua mempelai selanjutnya. Dikatakan indah karena hampir semua pasangan yang menuju ke pernikahan akan mengalami hal serupa. Seperti anak sekolah yang sedang menempuh ujian, dalam pernikahan ini pun sepasang calon mempelai sedang menjalani ujian menuju ke level selanjutnya. Berikut ini adalah garis besar dari ujian yang selalu dialami pasangan menuju proses pernikahan:



1. Memahami Karakter Pasangan Masing-masing Lebih Dalam        
Biasanya ketika proses menuju pernikahan akan terjadi banyak masalah, dan akan sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat maupun kesalahpahaman. Jangan sampai ada kurang komunikasi di antara pasangan. Kita harus bisa memahami kondisi kita maupun pasangan kita di tengah keluarganya. Jangan sampai kita menuntut ini dan itu kepadanya. Perlu diingat bahwa pernikahan ini bukan semata menyatukan jalinan asmara sepasang mempelai, tapi lebih daripada itu pernikahan merupakan penyatuan dua keluarga besar untuk hidup berdampingan. Jadi, mengendalikan ego masing-masing adalah kewajiban. Di sini akan terlihat bagaimana karakter pasangan yang sebenarnya, karena terkadang ketika pacaran segalanya dibuat lebih indah dan selalu terkesan baik. Akan tetapi, pada proses menuju pernikahan inilah sifat asli dari seseorang akan muncul (*bersiaplah.. :D). Selain itu, kita harus bisa memahami kondisi pasangan kita. Jangan sampai hanya karena masalah yang sepele membuat hubungan menjadi renggang dan menghambat proses menuju pernikahan. Naudzubillahimindzalik..


2. Memahami Perasaan Orang Tua Dan Calon Mertua    
Ketika pacaran, terkadang kita hanya sebatas ngobrol santai maupun makan bersama dengan orang tua pasangan kita atau bisa dibilang calon mertua. Perbincangan pun hanya seputar informasi tentang pekerjaan, hobi, profil keluarga, dan lain-lain yang biasa dibicarakan orang. Hal ini akan berbeda ketika proses menuju pernikahan. Orang tua kita dan calon mertua kita akan selalu membicarakan tentang bagaimana rencana pernikahan dan serba-serbi tentang menikah. Mereka akan memberi masukan tentang ini dan itu, tentu saja tidak menjadi masalah bukan? Namun inilah masalah yang sebenarnya, karena orang tua kita akan menjadi 2 dan tentu saja kita harus berlaku adil terhadap mereka. Ketika orang tua kita berkata A dan calon mertua kita berkata B, kita harus bisa mencari jalan tengah yang tentu saja tidak menyinggung keduanya. Belum lagi jika kita berkata C, dan pasangan kita berkata D. Bumi seakan runtuh seketika (*haha). Maka bersiaplah dari sekarang bagi yang akan menikah. Jangan terkesan lebih memihak kepada orang tua kita, karena ada pepatah yang mengatakan: 
"Ketika kamu telah berkeluarga, sayangilah mertuamu melebihi rasa sayangmu kepada orang tuamu".
Pepatah tersebut ada benarnya, akan tetapi jangan sampai kita menjadi anak durhaka kepada kedua orang tua kita. Oleh sebab itu, pandai-pandailah menjaga hati mereka agar tidak ada yang merasa dinomer duakan. Berlatih menjadi orang yang bijak dan memiliki rasa kasih sayang yang besar bagi keutuhan keluarga akan menjadi modal utama dalam menyelesaikan masalah ini.


3. Menjaga Martabat Pasangan Maupun Orang Tua Masing-masing        
Di sinilah ujian terumit akan diuji. Kesabaran dan ketenangan dibutuhkan dalam proses menuju pernikahan. Tidak hanya satu atau dua masalah yang berkaitan dengan pasangan maupun orang tua, karena memang begitu banyaknya masalah yang sangat kompleks. Mulai dari gedung, catering, souvenir, undangan, urutan acara, among tamu, dan lain-lain yang semua itu membutuhkan kesabaran dalam menyelesaikannya. Selesaikan setiap permasalahan yang ada dengan kepala dingin, bicarakan dengan pasangan kita dan kepada orang tua agar semua berjalan dengan baik. Sedikit saja kita salah berkata maupun bertindak, bisa saja mencemarkan nama baik pasangan kita maupun orang tua. Martabat pasangan, orang tua, dan calon mertua kita harus menjadi prioritas dalam hal ini.


Begitu banyak hal yang sebenarnya bisa menjadi pembahasan dalam proses menuju pernikahan. Ketiga poin di atas hanya garis besar dari ujian yang ada, selebihnya tergantung dari kendala masing-masing pasangan. Tentu saja setiap pasangan memiliki cara sendiri dalam menangani masalahnya. Kunci utamanya adalah menjaga komunikasi yang baik, bersikap bijaksana, dan selalu mengambil hikmah dari setiap masalah yang ada.

Jangan jadikan bahasan kita kali ini sebagai momok menjelang pernikahan, karena tujuan dari pembahasan ini agar kita siap menghadapi realita yang pasti akan terjadi nanti. Apapun yang terjadi ingatlah tujuan dari pernikahan yang suci, yakni untuk melaksanakan syari'at agama. Dan akhirnya hanya doa yang bisa menjadi senjata agar proses menuju pernikahan diberi kelancaran atas ridho dari-Nya. Aamiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Estetis Kesenian Jaranan Senterewe Turangga Wijaya di Dusun Sorogenen, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

A. Deskripsi Jaranan Senterewe Turangga Wijaya merupakan kesenian rakyat yang sampai saat ini masih eksis di wilayah Sleman, khususnya di kecamatan Kalasan. Kesenian ini mempunyai latar belakang sejarah yang menarik sehingga keberadaannya di wilayah itu tidak diragukan lagi. Kesenian jaranan ini menggambarkan sekelompok pahlawan berkuda yang gagah dan gesit dalam medan pertempuran. Mereka menunjukkan kepiawaian berkuda dengan berbagai motif gerakan tari. Properti yang digunakan masing-masing pemain adalah kuda-kudaan (jaranan) yang terbuat dari anyaman bambu dan juga pecut .  Setiap pertunjukan disajikan dengan menampilkan sedikitnya empat kelompok jaranan yang masing-masing terdiri dari enam penari. Jaranan ini ditarikan oleh para penari putera, meskipun beberapa tahun lalu juga sempat ada kelompok penari puteri. Selain penari ada juga peran dalam pertunjukan ini yang disebut bujang ganong, barongan, dan kucingan . Bujang ganong   mempunyai peran khusus yang tersirat, yakn

Program Pembinaan Dan Pengembangan Wilayah Seni (P3 Wilsen) di Nglipar, Gunung Kidul

Desa Katongan merupakan sebuah desa yang mempunyai potensi luar biasa dalam hal kesenian tradisi. Desa ini terdiri dari beberapa dusun, salah satunya adalah Dusun Nglebak. Dalam kegiatan Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3 Wilsen) yang diselenggarakan oleh ISI Yogyakarta, saya bersama ke enam mahasiswa ISI lainnya ditugaskan di dusun tersebut. Tugas kami adalah membina kesenian yang ada di Dusun Nglebak agar lebih menarik dan lebih diminati oleh masyarakat luas. Seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Kepala Dukuh Nglebak untuk menjadikan Desa Katongan sebagai Desa Wisata.

Memilih Yoga Atau Senam Hamil??

Masa kehamilan adalah masa yang paling membanggakan bagi para ibu, terutama bagi ibu muda seperti saya. Kehamilan pertama ini membuat saya selalu ingin tahu dan belajar mengenai berbagai hal seputar kehamilan dan persalinan. Mulai dari googling, bertanya pada teman maupun kerabat, membaca buku, sampai banyak bertanya ketika konsultasi dengan dokter kandungan. Hal ini saya lakukan semata hanya untuk kebutuhan sendiri, karena saya merasa perlu mempelajari dunia baru yang memang belum pernah saya jalani sebelumnya.

Lagu Dolanan Anak: Tak Kenal Maka Tak Cinta

Waktu kecil, kita terutama saya pasti familiar dengan lagu-lagu singkat yang umumnya berisi tentang tema permainan atau sebuah kelakar. Oleh karena saya orang Jawa, maka lagu-lagu yang saya kenal waktu itu sebagian besar lagu berbahasa Jawa. Di Yogyakarta, umumnya lagu-lagu ini disebut dengan Lagu Dolanan Anak. Tidak hanya satu atau dua karena banyak sekali Lagu Dolanan Anak yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, misalnya Jamuran , Gundhul-gundhul Pacul , Padhang Rembulan , Sluku-sluku Bathok , Menthok , dan masih banyak lagi. Lagu-lagu tersebut pada dasarnya tidak diajarkan secara formal, seperti di sekolah tetapi biasanya dikenalkan dari mulut ke mulut baik dari lingkungan teman-teman sekitar, ataupun oleh orang tua di rumah. Akan tetapi patut disayangkan, sebab saat ini hanya segelintir anak yang mengenali lagu-lagu tersebut. Siapakah yang berperan penting memperkenalkan lagu-lagu ini kepada anak-anak penerus budaya bangsa??