Langsung ke konten utama

Popok Kain, Pospak, Atau Clodi??

Hai Mom..sepertinya panggilan Mom lebih tepat untuk usia saat ini. Mengingat sudah menikah dan usia anak 8 bulan saat ini.. (ayee :D) 

Sebenarnya sudah lama dan banyak sekali unek-unek yang ingin saya bagi dengan mommy semua. Tentu saja kaitannya dengan keseharian merawat dan mendidik anak kita tercinta. Kenyataannya antara niat menulis dengan waktu dan kesempatan tidak pernah senada. Semoga setelah tulisan ini akan berlanjut lagi seterusnya (ehehe..).



Mommy muda yang baru mempunyai anak pertama pasti selalu banyak pertanyaan, terutama mengenai pemilihan popok. Belum berpengalaman kuncinya (contohnya saya). Selain itu pro kontra orang-orang sekitar,  baik orang tua, mertua, saudara, dan teman tentang popok semakin membuat kita bingung. Jawabannya ada pada keyakinan kita sendiri ya mom! Karena ini untuk buah hati kita, tentunya pilihlah pilihan yang terbaik.

Keseharian si kecil masih seputar ASI, bermain,  dan BAK/BAB. Nah yang terakhir disebutkan adalah masalahnya. Pemilihan hanya seputar popok manakah yang tepat untuk buah hati kita (bukan merek ya). Pilihannya mau menggunakan popok kain atau popok sekali pakai? Apalagi sekarang ada pilihan tambahan yaitu Clodi (Cloth Diaper). Hmm...bingung yaa..  Jangan bingung lagi, mari kita bahas satu per satu.

1. Popok Kain
Popok jenis ini turun temurun entah dari zaman kapan munculnya, sampai sekarang masih diproduksi dan dipakai beberapa mommy. Popok kain menjadi pilihan para mommy yang mengutamakan kesehatan anak dan tentu saja prioritas keuangan. Bagaimana tidak, dengan membeli popok kain seharga @ Rp7.500,00 bisa digunakan untuk anak kita sampai ke adik-adiknya yang menyusul kemudian. Selain itu, kebersihan organ kelamin anak kita lebih terjaga higienitasnya karena selalu diganti kalau BAK (ngompol) atau BAB. Tapi ingat ya mom! Dengan memilih popok ini sebagai satu-satunya pilihan, maka waktu dan tenaga mommy harus ekstra untuk selalu mengganti popok, mencuci berpuluh-puluh popok (kecuali punya mesin cuci), menyetrika (karena pakaian bayi <6 bulan baiknya selalu disetrika), dan tiap bepergian bawaan seperti mau pindahan. Ingat ya mom, yang disebutkan tadi baru popoknya saja. Jadi akan butuh waktu dan tenaga ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan ini itu sendirian. Siapp dengan pilihan itu?? Jempol deh bagi yang mampu..

2. Pospak (Popok Sekali Pakai)
Bagi mommy yang tidak mau ribet dan repot pasti memilih popok jenis ini. Selain praktis, popok sekali pakai juga memudahkan kita dalam mengelola waktu sebaik mungkin untuk pekerjaan selain mengganti popok (hehe). Merek pospak beragam ya mom, mulai dari yang paling murah sampai paling mahal. Disini saya males buat mengulas masing-masing produknya (kecuali kalau dibayar :D). Tapi taukah mom, dibalik kepraktisan produk pospak ini ternyata memiliki tingkat kerentanan terkena penyakit yang tinggi. Iyaa benar..penyakit ruam popok sampai infeksi kemaluan. Hati-hati ya mom!! Maksimal pemakaian 4 jam dan harus segera diganti. Ketika akan mengganti, dibasuh dengan air hangat (pakai kain/kapas khusus bayi). Sama ribetnya tidak dengan popok kain? Tentu tidak dong.. Karena durasi menggantinya 4 jam dan cucian popok kita tidak sampai berpuluh-puluh,  jadi banyak waktu bisa digunakan untuk menyusui lebih lama, bercanda dengan anak kita, dan tentunya ada waktu istirahat yang cukup untuk mommy semua.

3. Clodi (Cloth Diaper)
Bisa dibilang ini popok modern, bahkan mungkin ada yang masih awam dan belum mengerti. Iklan di televisi pun belum ada untuk popok jenis ini,  karena memang terbilang baru. Harga satu popok lumayan yaa, kira-kira seharga pospak yang isi 50 tapi ini tidak sekali pakai loh. Fungsinya sama, yaitu popok (hehe). Popok ini merupakan penggabungan antara popok kain dengan pospak, karena bisa digunakan lebih dari 1 kali BAK dan bisa dicuci lalu dipakai lagi seperti popok kain. Terhindar dari ruam popok, hemat pengeluaran beli popok, dan praktis tapi perlu diingat bahwa pencucian harus benar-benar bersih dan benar-benar kering. Jika hal tersebut tidak diperhatikan, maka akan berakhir juga dengan ruam dan infeksi. Kalau saya belum memilih popok jenis ini mom, karena si kecil masih belum bisa ditinggal lama untuk sekedar mencuci popok. Sempat beberapa kali memakai clodi, namun ketika selesai dipakai saya tunda mencucinya sampai beberapa jam sambil menunggu si kecil tidur dan akhirnya berbau menyengat (muncul jamur hitam). Sejak saat itu saya mengurungkan pemakaian clodi lebih lanjut, sampai nanti waktu yang tepat.

Jadi manakah pilihan mommy?? Semua tergantung dari keyakinan, keinginan, ketersediaan waktu, dan tentu saja duit ya mom (hehe).

Mommy Kinan sampai saat ini masih memilih pospak, alasannya tetap tidak mau direpotkan dengan urusan popok (jujur&simpel). Lebih baik menggunakan waktu se-efektif mungkin untuk berduaan dengan si kecil, menyiapkan MPASI sehat homemade, mengerjakan tugas rumah lainnya, dan menyediakan waktu beristirahat agar kita selalu sehat. Kesehatan kita siapa lagi yang perduli kalau bukan kita mom?? Tapi tentu saja jangan lupa, ganti pospak setiap 4 jam ya mommy..

Terimakasih 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Estetis Kesenian Jaranan Senterewe Turangga Wijaya di Dusun Sorogenen, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

A. Deskripsi Jaranan Senterewe Turangga Wijaya merupakan kesenian rakyat yang sampai saat ini masih eksis di wilayah Sleman, khususnya di kecamatan Kalasan. Kesenian ini mempunyai latar belakang sejarah yang menarik sehingga keberadaannya di wilayah itu tidak diragukan lagi. Kesenian jaranan ini menggambarkan sekelompok pahlawan berkuda yang gagah dan gesit dalam medan pertempuran. Mereka menunjukkan kepiawaian berkuda dengan berbagai motif gerakan tari. Properti yang digunakan masing-masing pemain adalah kuda-kudaan (jaranan) yang terbuat dari anyaman bambu dan juga pecut .  Setiap pertunjukan disajikan dengan menampilkan sedikitnya empat kelompok jaranan yang masing-masing terdiri dari enam penari. Jaranan ini ditarikan oleh para penari putera, meskipun beberapa tahun lalu juga sempat ada kelompok penari puteri. Selain penari ada juga peran dalam pertunjukan ini yang disebut bujang ganong, barongan, dan kucingan . Bujang ganong   mempunyai peran khusus yang tersirat, yakn

Program Pembinaan Dan Pengembangan Wilayah Seni (P3 Wilsen) di Nglipar, Gunung Kidul

Desa Katongan merupakan sebuah desa yang mempunyai potensi luar biasa dalam hal kesenian tradisi. Desa ini terdiri dari beberapa dusun, salah satunya adalah Dusun Nglebak. Dalam kegiatan Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3 Wilsen) yang diselenggarakan oleh ISI Yogyakarta, saya bersama ke enam mahasiswa ISI lainnya ditugaskan di dusun tersebut. Tugas kami adalah membina kesenian yang ada di Dusun Nglebak agar lebih menarik dan lebih diminati oleh masyarakat luas. Seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Kepala Dukuh Nglebak untuk menjadikan Desa Katongan sebagai Desa Wisata.

Memilih Yoga Atau Senam Hamil??

Masa kehamilan adalah masa yang paling membanggakan bagi para ibu, terutama bagi ibu muda seperti saya. Kehamilan pertama ini membuat saya selalu ingin tahu dan belajar mengenai berbagai hal seputar kehamilan dan persalinan. Mulai dari googling, bertanya pada teman maupun kerabat, membaca buku, sampai banyak bertanya ketika konsultasi dengan dokter kandungan. Hal ini saya lakukan semata hanya untuk kebutuhan sendiri, karena saya merasa perlu mempelajari dunia baru yang memang belum pernah saya jalani sebelumnya.

Lagu Dolanan Anak: Tak Kenal Maka Tak Cinta

Waktu kecil, kita terutama saya pasti familiar dengan lagu-lagu singkat yang umumnya berisi tentang tema permainan atau sebuah kelakar. Oleh karena saya orang Jawa, maka lagu-lagu yang saya kenal waktu itu sebagian besar lagu berbahasa Jawa. Di Yogyakarta, umumnya lagu-lagu ini disebut dengan Lagu Dolanan Anak. Tidak hanya satu atau dua karena banyak sekali Lagu Dolanan Anak yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, misalnya Jamuran , Gundhul-gundhul Pacul , Padhang Rembulan , Sluku-sluku Bathok , Menthok , dan masih banyak lagi. Lagu-lagu tersebut pada dasarnya tidak diajarkan secara formal, seperti di sekolah tetapi biasanya dikenalkan dari mulut ke mulut baik dari lingkungan teman-teman sekitar, ataupun oleh orang tua di rumah. Akan tetapi patut disayangkan, sebab saat ini hanya segelintir anak yang mengenali lagu-lagu tersebut. Siapakah yang berperan penting memperkenalkan lagu-lagu ini kepada anak-anak penerus budaya bangsa??